Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 2 Bab 4 Rusa Hidung Merah



«Vorpal Strike» bersinar di dalam kegelapan, dan dengan cahaya berwarna darah itu dua HP monster serangga berkurang hingga kosong.

Setelah menkonfirmasi dengan melihat sekeliling bahwa poligon-poligon itu telah tersebar, aku menarik pedangku tepat setelah aku kembali dapat bergerak, dan berbelok ke samping untuk menahan sebuah serangan dari rahang yan besar, dan tajam. Aku lalu menggunakan «Teknik Pedang» yang sama untuk menghabisinya; monster itu mengeluarkan teriakan Giii sebelum miring ke belakang dan mati.

Teknik serangan satu-tangan yang berat ini pertama muncul di dalam daftarku hanya tiga hari yang lalu, ketika «Teknik Pedang Satu-tangan»-ku mencapai level 950, dan yang mengherankan teknik ini sangat mudah. Walaupun teknik ini memiliki periode pendinginan yang lama dimana pemain tidak dapat bergerak, jangkauannya dua kali lebih panjang daripada mata pedang yang sebenarnya; dan kenyataan bahwa kekuatannya itu sebanding dengan pole-arm berat dua-tangan itu lebih dari cukup untuk menyeimbangkan kekurangannya. Tentu saja, bila digunakan dalam pertarungan dengan pemain lain, mereka akan membaca waktu serangannya denga segera. Tetapi gerakan yang sederhana dari AI monster tidak dapat melawannya. Kamu dapat dengan mudah menggunakannya sebagai spam dan membinasakan kelompok-kelompok musuh dengan light effect berwarna merah tua.

Walaupun telah mengatakan hal itu, setelah bertempur secara terus-menerus selama satu jam di bawah cahaya obor yang lemah ini, aku memang merasakan konsentrasiku memudar. Aku tidak dapat lagi bereaksi dan melawan rahang mereka yang besar, yang berusaha menggigit ataupun lendir asam mereka sebaik sebelumnya. Walaupun mereka menyerang dalam jumlah yang besar, monster-monster ini bukanlah musuh yang remeh. Habitat ini berada hanya tiga lantai di bawah garis depan yang sekarang yaitu lantai ke 49, dan mereka adalah monster-monster yang sangat kuat. Walaupun monster ini berada dalam batas aman bila mengingat perbedaan levelnya, bila sejumlah monster yang sangat besar menyerang dan mengepungku, HP-ku akan dengan cepat menurun ke daerah kuning.

Untuk berani menghadapi bahaya-bahaya ini dan datang ke lantai yang sudah diselesaikan, hanya ada satu alasan untuk itu. Tempat ini adalah tempat paling efisien untuk mendapatkan experience point di antara tempat-tempat latihan yang sekarang diketahui. Semut-semut raksasa yang datang dari gua-gua di sekeliling bukit di sini memiliki tingkat serangan yang kuat, tetapi HP dan pertahanan mereka sangat lemah. Selama kamu dapat terus menghindari serangan-serangan mereka, kamu dapat dengan cepat membunuh monster-monster ini dengan cepat. Tetapi seperti yang dikatakan sebelumnya, sekali kamu diserang dan dikepung, kamu mungkin bahkan tidak dapat bertahan, dengan demikian mengarah kepada kematian, jadi area ini tidak dapat dilihat sebagai daerah latihan yang cocok bagi pemain solo. Karena ini adalah tempat yang begitu populer, setiap kelompok hanya diperbolehkan berburu selama satu jam. Aku adalah satu-satunya pemain solo di sini. Bahkan sekarang, terdapat wajah-wajah yang kukenal dari berbagai guild mengantri di pintu masuk lembah. Seharusnya terdapat sebaris ekspresi wajah yang bosan yang terlihat seperti mereka baru saja dilangkahi. Bila itu hanya ketidaksabaran tidak masalah. Tetapi para pemain yang bersemangat tim tinggi berpikir aku adalah “Orang bodoh Terkuat” atau “Anomik Beater” – tetapi, tentu saja aku tidak tahu mengenai hal itu.

Penunjuk timer di sisi kiriku menunjukkan angka 57 menit. Aku memutuskan untuk selesai setelah membersihkan gelombang monster berikutnya. Aku menghela napas banyak-banyak dan menunggu, untuk mengeluarkan semua konsentrasiku yang tersisa.

Sementara semut-semut mendatangiku baik dari kiri dan kanan, aku menghadap salah satunya yang berada di kanan, dan melemparkan sebuah pisau untuk menghentikan gerakkannya sebelum membunuh salah satu yang ada di sebelah kiri dengan teknik tiga kali serangan «Sharpnail». Sementara aku berbelok, aku menggunakan <Vorpal Strike> untuk memotong rahang yang besar dan terbuka dari semut lainnya. Selama pendinginan teknikku, aku menggunakan sarung tangan yang kupakai di tangan kiriku untuk mengelap asam hijau yang telah mengenaiku. Dengan suara jiyuu HP bar-ku menurun, dan kemudian aku melompat tinggi dari tanah. Di tengah lompatanku di udara, aku memotong bagian terlemah dari perut semut itu dan membunuhnya. Untuk dua semut yang terakhir, aku menggunakan setengah dari teknik serangan berantai yang aku tahu, sebuah serangan berantai sepanjang enam kali serangan, untuk mengalahkan mereka. Sebelum sekumpulan semut berikutnya muncul dari sarang mereka, aku tiba-tiba berlari cepat menjauh.

Setelah berlari sepanjang tiga puluh meter dari lembah semut ini dalam lima detik, aku bergulir keluar dari pintu masuknya yang kecil sebelum menghembuskan napasku. Terengah-engah untuk mendapatkan udara segar, aku bertanya-tanya apakah rasa sakit ini adalah secara mental ataukah tubuh nyataku juga berhenti bernapas.Bagaimanapun juga , aku merasakan perutku mengejang, dan karena tidak dapat menahan rasa mual setingkat ini, aku terjatuh seperti kain yang jatuh ke dalam tanah di musim dingin yang beku.

Suara dari banyak langkah kaki mencapai telingaku sementara aku terbaring di tanah. Walaupun mereka adalah orang-orang yang aku kenal, aku bahkan tidak dapat mengatakan hal kepada mereka.Melambaikan tangan kananku dengan lemah untuk meminta mereka untuk terus maju, aku lalu mendengar suara yang kasar dan sebuah hembusan napas besar.

"Levelku dan kalian sudah jauh berbeda, jadi aku tidak akan ikut dalam pertempuran hari ini. Dengarkan. Jangan biarkan lingkarannya terputus, dan selalu sadari tentang keadaan orang-orang di sekitarmu. Buat jelas bahwa kamu tidak akan malu-malu bila kamu berhadapan dengan sesuatu yang berbahaya, langsung saja berteriak minta tolong padaku. Dan juga, segera lari bila ratunya keluar.”

Setelah menerima arahan pemimpin mereka, enam atau tujuh orang menjawab dengan sebuah “Ya!” atau “Ho!”, dan suara langkah kaki yang berdersak-dersik secara bertahap terdengar menjauh. Aku bernapas dengan berat untuk beberapa kali, dan setelah akhirnya berhasil mengatur napasku, aku mengangkat diriku dengan tangan kananku dan bersandar pada sebuah pohon di dekatku.

"Tangkap!”

Aku dengan berterima kasih menangkap healing potion itu, membuka gabus penutupnya dengan ibu jariku, dan meminumnya dengan rakus. Walaupun rasanya sedikit terasa seperti jus jeruk nipis, aku rasa potion itu enak. Aku melemparkan botol yang telah kosong itu ke tanah, melihatnya mengeluarkan sebuah cahaya merah saat botolnya menghilang dan melihat ke atas.

Klein, yang adalah pemimpin dari guild «Fuurinkazan» yang telah aku temui pada awal dari permainan kematian SAO ini, masih memakai bandanna-nya yang vulgar itu, membuka mulut yang berada di atas janggutnya yang kasar itu dan berkata:

"Kirito, tidak peduli bagaimana kamu melakukannya, ini lebih dari sedikit tidak masuk akal. Sejak kapan kamu berada di sini hari ini?"

"Eh... sekitar jam 8 malam."

Setelah aku menjawab dengan suara yang serak, Klein menunjukkan sebuah ekspresi ketidakpuasan yang berlebihan.

"Oi, oi, ini sudah jam dua pagi, berarti kamu telah berada di sini selama enam jam. Pada zona latihan yang berbahaya seperti ini, bila kamu menghabiskan kekuatanmu hal ini akan berarti kematian seketika."

"Tidak masalah. Aku dapat beristirahat hingga dua jam selama menunggu."

"Bila tidak ada yang datang lalu kamu berencana untuk terus bertarung!"

"Itu adalah alasan mengapa aku secara khusus memilih waktu ini untuk datang. Bila aku datang pada pagi hari maka aku mungkin harus menunggu lima atau enam jam."

Klein mencampurkan suara dari orang yang tercengang dengan ungkapan "Kamu bodoh". Dia lalu melepaskan katana-nya dari pinggangnya, dan duduk dengan berat di depanku.

"...yah, mengenai kekuatanmu, dari hari pertama SAO aku mengerti mengenai itu tanpa ada keraguan sedikitpun... berapa levelmu sekarang?"

Untuk dapat merahasiakan stats seperti level adalah garis kehidupan seorang pemain. Oleh karena itu ntuk tidak menanyakannya telah menjadi sebuah peraturan tidak terucap di dalam SAO.Tetapi sampai sekarang tidak ada alasan untuk menyembunyikannya dari Klein, jadi aku menjawabnya dengan jujur.

"Hari ini aku mencapai level 69."

Tangan yang sedang menggosok dagunya berhenti dengan tiba-tiba, dan kedua mata yang setengah tertutup oleh bandanna-nya terbuka lebar karena terkejut.

"...hey, yang benar? Sejak kapan kamu berada sepuluh level di atasku – dan, aku tidak mengerti. Belakangan ini kecepatanmu menaikkan level sudah menjadi tidak biasa. Kamu pasti telah berlatih bahkan selama waktu di siang hari ketika daerah-daerah latihan jarang terisi dengan pemain lainnya, Mengapa kamu harus berusaha sekeras ini? Aku tidak mau mendengar salah satu dari kata itu......"untuk menyelesaikan permainan ini". Bahkan bila kamu menjadi lebih kuat seorang diri, kecepatan penyelesaian masih akan ditentukan oleh para guild yang kuat seperti KoB."

"Jangan mengkhawatirkanku; aku telah menjadi seorang pecandu untuk menaikkan level. Hanya mendapatkan experience point membuatku merasa enak."

Melihatku mengatakan itu dengan senyum yang memalukan, Klein membalasnya dengan memasang ekspresi wajah serius.

"Jangan bercanda... bahkan akupun tahu betapa melelahkannya untuk melakukan grind seperti ini. Untuk bermain solo itu sangat berat di pikiran... bahkan bila levelmu itu mendekati 70, untuk sendirian di area ini jelas tidak aman. Kamu ingin mengambil resiko, tetapi kamu juga pasti mempunyai batasan. Apa gunanya menaikkan level di tempat seperti ini dimana kamu dapat mati kapanpun juga?

Fuurinkazan adalah guild yang intinya terdiri dari teman-teman Klein dari sebelum SAO. Anggotanya adalah kumpulan orang yang tidak menyukai mencampuri urusan yang tidak perlu dan, pemimpinnya, Klein, tidak terkecuali.

Orang ini adalah orang yang baik, tetapi untuk orang yang baik ini untuk cemas hingga sejauh ini mengenai seorang beater yang tidak tahu malu sepertiku, aku takut itu karena dia harus, karena aku dapat mengerti apa alasannya. Untuk membantu Klein, yang tidak terlalu pintar berkata-kata, aku membuka mulutku dengan sebuah senyum.

"Tidak apa-apa, kamu tidak perlu berpura-pura khawatir lagi. Kamu ingin tahu apakah targetku adalah Flag mob itu, kan?"

Flag Mob adalah monster yang diatur untuk menjadi syarat penyelesaian sebuah quest. Monster itu mungkin entah muncul sekali setiap beberapa hari atau terkadang beberapa jam, tetapi sesekali satu unit monster akan muncul yang sangat dekat dengan monster bos, jadi tentu saja kekuatannya tidak dapat diremehkan. Jadi, untuk mengalahkannya, para pemain biasanya membentuk sebuah kelompok sebesar kelompok yang menarget bos.

Klein dengan terus terang menunjukkan sebuah ekspresi kesulitan dan menggosok rahangnya.

"...Aku tidak berusaha untuk terutama mengetahui hal itu..."

"Kamu tidak perlu menyembunyikannya lagi. Fakta bahwa kamu membeli informasi mengenai pembelian inteligen mengenai bos natal dari Argo... informasi ini juga aku beli darinya."

"Apa?!"

Klein membuka lebar kedua matanya dan tidak dapat berkata-kata.

"Argo itu... Nama panggilannya, Tikus, bukan hanya hiasan."

"Gadis itu akan menjual informasi apapun, bahkan stats-nya sendiri. Lagipula, kita tahu bahwa target masing-masing adalah bos natal itu, dan aku telah membeli semua informasi yang ada yang dapat didapatkan dari NPC. Jadi, kamu seharusnya tahu aku akan mendapatkan experience point seperti ini tanpa akhir dan tidak peduli saran seperti apa yang diberikan aku tidak mempunyai alasan untuk berhenti."

"Ah... kesalahanku. Itu juga sesuatu yang akan aku tolak juga."

Klein memindahkan tangannya dari dagunya dan menggaruk kepalanya, meneruskan perkataannya.

"Hari ini adalah 5 hari sebelum malam Natal... setiap guild sama saja, mereka semua ingin meningkatkan kemampuan bertarung mereka sebelum kedatangan bos itu, walaupun hanya sedikit. Tetapi di malam yang sangat dingin seperti ini, jarang ada orang bodoh yang mengunci diri mereka sendiri di dalam area latihan. Tetapi... untungnya guild kami memiliki hampir sepuluh orang anggota, kami akan memiliki kesempatan yang baik bahkan bila target kami adalah sang bos. Kamu tahu, karena ini adalah Flag Mob besar «Sekali Setahun », ini bukanlah sesuatu yang dapat kamu buru seorang diri.

"......."

Tidak dapat menyanggah, aku melihat ke bawah kepada rerumputan liar kering, yang berwarna coklat muda.

Satu tahun setelah SAO dimulai, sebelum Natal kedua, sebuah rumor mulai menyebar ke seluruh Aincrad. Satu bulan yang lalu, para NPC di setiap lantai mulai memperbincangkan mengenai quest yang sama.

Dikatakan bahwa setiap Bulan Holly, yaitu tengah malam dari tanggal 24 Desember, di dalam suatu hutan di bawah dahan-dahan dari sebuah pohon yang sangat besar, monster legendaris «Nicholas the Renegade» akan muncul. Bila kamu dapat mengalahkannya, kamu akan mendapat semua harta dari kantong besar yang dibawa di punggungnya.

Bahkan untuk para guild yang kuat yang selalu hanya tertarik untuk pergi ke dungeon, kali ini mereka menunjukkan ketertarikan yang besar. Mereka mengerti bahwa harta itu, uang dan senjata langka akan banyak embantu dalam pertempuran melawan bos sebuah lantai. Bila kita berkata bahwa ini adalah sistem dari SAO, yang sejauh ini hanya mengambil banyak hal dari para pemain, sekarang dengan niat baik memberi hadiah Natal, lalu bagaimana ada orang yang dapat menolaknya?

Tetapi seorang pemain solo sepertiku, pada awalnya, tidak tertarik dengan rumor ini. Bahkan tanpa Klein mengataknnya, aku sudah tahu bahwa musuh ini bukanlah tandingan bagi hanya seorang pemain saja. Lagipula, dengan uang yang aku dapat dari proses-penyelesaian permainan, bila aku ingin, aku bahkan dapat membeli sebuah rumah. Dan yang terpenting adalah, aku tidak ingin, sebagai hasil bertarung dengan Flag Mob yang ingin dilawan oleh semua orang, menjadi terkenal, dan mendapatkan perhatian yang tidak perlu.

Tetapi dua minggu yang lalu – perasaanku berubah 180 derajat setelah mendengar informasi dari NPC. Setelah itu, aku datang ke tempat berburu yang populer ini setiap hari, dengan ditertawai oleh yang lain, dan menaikkan levelku seperti orang gila.

Klein, yang tetap diam didekatku, berkata dengan suara pelan:

"Jadi itu ternyata memang berhubungan dengan informasi itu – Mengenai «Resurrection Item»."

"...Ah."

Sekarang karena percakapannya sudah mencapai sejauh ini, tidak perlu menyembunyikannya lagi. Setelah aku dengan tenang mengakuinya, aku menghela napas beberapa kali yang tidak dapat aku hitung berapa banyaknya, dan menekan keluar kata-kataku.

"Aku mengerti perasaanmu... aku tidak pernah mengira akan ada item impian seperti itu. «Di dalam kantong Nicholas terdapat sebuah item legendaris yang dapat menghidupkan kembali orang yang mati.» ...tetapi... seperti kebanyakan orang, aku rasa itu hanyallah sebuah kebohongan. Atau daripada menyebutkannya sebagai sebuah kebohongan, maksudku itu mungkin adalah sebuah perkataan dari para NPC yang tersisa dari saat SAO adalah sebuah VRMMO biasa... yaitu, pada awalnya, item ini akan dapat menghidupkan kembali orang tanpa kondisi dari «Penalti Kematian» yang ada. Tetapi SAO yang sekarang tidak memiliki hal seperti itu. Hanya ada satu penalti, dan itu adalah nyawa pemain itu sendiri. Aku tidak ingin mengingat kejadian itu lagi, tetapi hal ini dikatakan pada hari pertama proses penyelesaian oleh Kayaba itu."

Aku mengingat insiden tutorial yang diberikan oleh GM palsu Akihiko di tempat kosong itu pada hari pertama itu. Seorang pemain yang HP-nya mencapai nol akan menghilang dari server ini, tidak akan pernah kembali ke tubuh fisiknya.

Aku tidak merasa bahwa kata-kata yang diucapkannya adalah sebuah kebohongan, tetapi... walaupun begitu...

"Tidak ada seorangpun yang dapat mengkonfirmasi hal ini, bahwa kematian di dalam dunia ini itu sama dengan kematian yang sebenarnya."

Aku mengatakan kata-kata ini seakan-akan aku berusaha menyangkal kata-katanya. Ketika itu, Klein mengerutkan hidungnya dan menjatuhkan sangkalanku:

"Kita akan mati dan kembali ke sisi lain dalam keadaan hidup, dan Kayaba akan menemui kita dan mengatakan kepada kita «Aku bohong» ? Hentikan itu, pertanyaan ini sudah terjawab satu tahun yang lalu. Bila hal ini hanyalah lelucon payah seperti ini, lalu tarik saja Nerve Gear milik semua pemain, dan insiden ini akan selesai. Karena kita tidak dapat melakukan hal itu, permainan kematian ini nyata. Ketika HP menjadi nol, Nerve Gear akan menjadi sebuah tungku microwave dan menggoreng otakmu. Bila tidak seperti itu, lalu mereka semua yang dibunuh oleh para bajingan itu atau para monster, yang berteriak "Aku tidak ingin mati" sementara mereka menghilang, apa arti itu semua?"

"Diam!"

Berteriak cukup keras untuk mengejutkan diriku sendiri, aku memotong kata-kata Klein.

"Bila kamu benar-benar berpikir bahwa aku bahkan tidak mengerti hal seperti ini, berarti aku tidak memiliki hal lain untuk dikatakan kepadamu... Benar, Kayaba memang mengatakan hal itu di hari pertama, tetapi, beberapa waktu yang lalu, bahkan pemimpin dari para penyelesai permainan di garis depan, pemimpin dari KOB Heathcliff mengatakan hal ini: selama masih ada bahkan satu persen kesempatan untuk menyelamatkan nyawa seorang teman seperjuangan, lalu kita harus melakukan yang terbaik untuk mengejar kesempatan itu, dan mereka yang tidak dapat melakukan hal ini tidak pantas untuk membentuk kelompok apapun. Walaupun aku tidak menyukai orang itu, apa yang dia katakan itu benar. Aku sekarang sedang mengejar kesempatan itu. Seandainya mereka yang mati di dunia ini tidak kembali ke dunia nyata ataupun benar-benar mati, dan sebaliknya dipindahkan kedalam semacam ruang tunggu, menunggu untuk hasil akhir dari permainan ini. Lalu, kita telah memiliki alasan untuk mendapatkan «Resurrection Item» itu."

Dengan sebuah kata-kata panjang lebar yang jarang aku lakukan, aku mengajukan skenario yang baru saja aku buat ini untuk membantuku. Klein mengesampingkan kemarahannya, dan sebaliknya melihatku dengan rasa kasihan.

"Begitukah?"

Suara yang dia keluarkan barusan itu benar-benar berbeda dengan sebelumnya, sangat tenang.

"Kirito...kamu masih belum melupakan mengenai itu, huh, bahwa guild-mu yang terakhir... Dan ini sudah hampir setengah tahun setelah itu..."

Aku membalikkan kepalaku, dan memuntahkan kata-kata untuk membela diriku sendiri.

"Seharusnya dikatakan, bagaimana aku dapat melupakannya setelah hanya setengah tahun... semuanya mati, kecuali aku..."

"Guildnya dinamakan «Black Cats of the Full Moon» bukan? Mereka bahkan bukan sebuah guild penyelesai permainan, tetapi tetap pergi ke tempat yang dekat dengan garis depan, dan pada akhirnya beberapa pencuri mengaktifkan perangkap alarm. Itu bukanlah salahmu, dan tidak ada yang akan menyalahkanmu atas hal itu. Sebaliknya, kamu akan dipuji karena dapat selamat."

"Bukan seperti itu... itu adalah kesalahanku. Baik soal menghentikan mereka untuk pergi ke garis depan, memberitahukan mereka untuk mengacuhkan hartanya, atau memastikan semua orang dapat melarikan diri segera sesudah alarmnya berbunyi; semuanya ini harusnya dapat aku lakukan."

—Bila aku tidak menyembunyikan tingkat keahlianku dari para rekanku. Rasa sakit yang datang karena tidak memberitahukan Klein kenyataan ini tanpa henti menyerang dadaku. Sebelum pengguna katana ini mengatakan kata-kata untuk menghibur yang tidak sesuai dengan dirinya, aku memaksakan diriku untuk menyelesaikan kata-kataku:

"Memang, mungkin bahkan tidak ada satu persen kesempatan untuk hal ini. Tetapi baik mengenai kemungkinan menemukan Bos Natal, mengalahkannya seorang diri, mengenai keberadaan Ressurection item itu, atau disimpannya kesadaran dari para pemain yang mati... semuanya ini seperti mencari sebutir pasir di padang pasir. Akan tetapi... akan tetapi, kemungkinannya bukan nol. Karena kemungkinannya bukan nol, aku harus memberikan usaha terbaikku. Terlebih lagi... Klein, tidak mungkin kamu akan memberi dirimu sendiri hal yang membuat sakit kepala ini hanya untuk uangnya, bukan? Jadi kamu akan menggunakannya sebagai sebuah alasan untuk melakukannya tepat sepertiku, kan?"

Sebagai jawaban dari pertanyaanku, Klein mendengus, menjawab sementara memegang sarung pedangnya yang ada di lantai:

"Aku bukanlah pemimpi yang sama sepertimu. Hanya saja... sebelumnya, aku juga memiliki seorang teman yang tereliminasi. Bila aku tidak melakukan segala yang aku bisa untuknya, lalu aku tidak akan dapat tidur di malam hari..."

Menghadap Klein yang telah berdiri, aku tersenyum sedikit.

"Jadi sama saja."

"Tidak sama. Tujuan utama kami masih tetap harta itu, dengan apa yang baru saja kita perbincangkan barusan... dengan hanya kelompok orang seperti itu, akan buruk bila sebuah semut raksasa muncul. Aku akan pergi dan melihat situasinya."

"Ah, ah."

Sedikit menganggukkan kepalaku, aku menutup kedua mataku dan bersandar penuh kepada batang pohon itu. Bisikkan kata-kata dari pengguna katana itu bergerak pelan kearahku.

"Dan, aku khawatir mengenai dirimu. Itu bukan hanya untuk mendapatkan inteligen, tolol. Bila kamu mati karena memberanikan diri di tempat seperti ini, aku jelas tidak akan menggunakan ressurection item itu kepadamu!"



“Terima kasih atas perhatianmu. Lalu kami akan dengan hormat menerimanya. Tolong lindungi kami hingga kami mencapai pintu keluarnya."

Ini adalah kalimat pertama yang dikatakan oleh pemimpin dari guil «Black Cats of the Full Moon», Keita katakan kepadaku.

Lima bulan telah berlalu semenjak sore musim semi ketika permainan kematian bernama SAO dimuali. Untuk mengumpulkan material untuk senjata, aku pergi ke labirin sepuluh lantai dibawah garis depan pada yang sekarang.

Sebagai seorang Beater, aku telah dengan segera berlari sejak awal, menggunakan pengalamanku sebagai seorang beta tester. Memakai cara pemain solo yang sulit, telah memungkinkanku untuk mendapat experience point dengan sangat efisien. Hal ini mencapai tahap dimana aku bahkan dapat mengalahkan para monster di garis depan seorang diri. Karena itu, berburu dengan levelku yang sekarang menjadi begitu mudah dan santai sehingga hal ini menjadi sebuah tugas yang membosankan. Dengan menghindari pemain lainnya, aku dapat memperoleh sebuah set dari jumlah yang dibutuhkan dalam dua jam. Sementara aku bersiap untuk bergerak ke depan kearah pintu keluar, aku bertemu dengan sebuah kelompok yang sedang mundur, sebuah grup besar monster mengejar mereka.

Sebagai pemain solo, aku dengan segera memiliki pendapat bahwa kelompok itu benar-benar tidak seimbang. Dengan kelompok beranggotakan lima orang, satu-satunya pemain yang dapat mengambil peran depan adalah seorang pria yang membawa sebuah mace[1] dan perisai. Yang lainnya adalah seorang pencuri yang dilengkapi dengan sebuah pisau belati, seorang pengguna tongkat yang membawa tongkat dua tangan dan dua pengguna tombak panjang. Akan tetapi ketika hit point dari pengguna gada itu berkurang secara drastis, tidak ada orang lain yang dapat menggantikannya. Sebagai hasilnya, kelompok seperti ini hanya dapat mundur perlahan.

Untuk menentukan keadaan semua orang, aku memeriksa hit point mereka.Kelihatannya, masih lebih dari cukup untuk mereka untuk mundur dengan aman ke pintu keluar. Akan tetapi, penilaian itu tidak lagi berlaku bila mereka bertemu dengan grup monster lainnya saat mundur. Setelah sedikit ragu-ragu, aku berlari keluar dari jalur tempatku bersembunyi dan berbicara kepada pengguna tongkat yang kelihatannya adalah pemimpinnya.

“Apakah kamu ingin aku membantu sebagai pendukung di depan?"

Pengguna tongkat itu melihat kepadaku dengan kedua matanya terbuka lebar dan menganggukkan kepalanya setelah sesaat ragu-ragu.

“Lalu, maaf merepotkanmu, tetapi tolong segera mundur bila terdapat bahaya."

Aku menganggukkan kepalaku tanda mengerti dan menarik sebilah pedang di punggungku sebelum berteriak dari belakang pengguna gada itu untuk melakukan pergantian. Lalu, aku berlari menyerang para monster itu.

Musuhnya adalah satu grup goblin[7] yang telah banyak aku kalahkan sesaat yang lalu ketika berburu sendirian. Monster ini dapat dengan cepat dikalahkan bila aku maju dengan segenap tenaga dengan teknik pedangku. Bahkan bila aku tidak dapat bertahan terhadap serangan dari mereka, aku akan dapat bertahan lama dengan bergantung kepada skill «battle healing» untuk mengisi hit point-ku. Akan tetapi, aku pada saat itu juga khawatir. Walaupun aku tidak takut kepada para goblin itu, aku benar-benar khawatir mengenai apa yang dipikirkan oleh para pemain yang dibelakangku itu.

Umumnya, bagi para pemain dengan level tinggi yang menyebabkan sebuah gangguan besar sementara berlatih di lantai lebih bawah akan dianggap sebagai sebuah kelakuan yang buruk. Bila berlangsung untuk waktu yang lama, pemain itu akan mendapat teguran keras ketika permohonan itu diajukan kepada sebuah guild di lantai yang lebih atas untuk menyelesaikannya. Pemain itu akan berakhir di dalam daftar pemain dengan etikat yang buruk di koran dan akan dihadapkan kepada beberapa hukuman. Walaupun ini seharusnya bukan masalah karena aku menganggapnya sebagai sebuah situasi darurat, hal ini mengkhawatirkanku. Bila tidak dilakukan dengan baik, mereka akan menyebutku sebagai seorang Beater dibandingkan dengan mengucapkan terima kasih.

Karena itu, aku dengan sengaja memperlama waktu yang dibutuhkan untuk mengalahkan sekelompok goblin dengan membatasi penggunaan teknik pedangku. Pada saat itu, aku masih tidak sadar bahwa keputusanku itu akan mengarah kepada sebuah kesalahan yang tidak dapat diperbaiki.  


Keseluruhan kelompok goblin itu akhirnya dikalahkan setelah beberapa giliran rotasi dengan pengguna gada itu, yang telah secara terus menerus memulihkan hit point-nya dengan onat-obatan. Aku terkejut ketika kelompok yang terdiri dari lima orang yang tidak diketahui ini mulai bersorak sorai dengan keras. Mereka secara bergantian memberi masing-masing tos (!) bergembira karena kemenangan ini.

Walaupun tidak dapat berkata apa-apa, aku masih memasang senyum yang belum biasa aku lakukan sementara menjabat tangan semua orang. Satu-satunya pemain wanita di dalam kelompok, seorang pengguna tombak berambut hitam adalah yang terakhir menggenggam tanganku dengan kedua tangannya sementara secara berulang-ulang mengatakan kepadaku diantara tangisnya:

“Terima kasih...... Terima kasih banyak. Aku benar-benar takut...... ketika kamu datang menyelamatkan kami, aku sangat senang. Aku benar-benar menghargai bantuanmu."

Mendengar kata-kata itu sementara melihat aliran air mata, terdapat sebuah emosi yang tidak dapat dijelaskan mengalir di dalam dadaku. Aku mengingat saat aku menolong mereka, terasa sangat enak bahwa aku cukup kuat untuk dapat melakukannya.

Walaupun aku telah menjadi seorang pemain solo sejak mulainya permainan ini, ini bukanlah kali pertama aku membantu kelompok lainnya di garis depan.Akan tetapi di dalam sebuah kelompok strategis, itu adalah sebuah pemahaman tak terucap bahwa kami seharusnya membantu satu sama lain di dalam medan pertempuran. Karena akan ada hari ketika aku akan membutuhkan bantuan mereka sebagai balasannya, aku akan membantu orang lain tanpa mengharapkan sesuatu sebagai balasan. Lebih jauh lagi, mereka yang dibantu hanya akan memberi salam singkat sebagai balasnya. Ini adalah cara terbaik untuk dengan cepat mengatasi keheningan pasca pertarungan sebelum mulai dari pertarungan berikutnya. Cara berpikir sederhana itu ada sebagai cara untuk secara terus menerus dan efisien memperkuat diri sendiri.

Akan tetapi, mereka – para «Black Cats of the Full Moon» berbeda. Keseluruhan kelompok dipenuhi dengan kesenangan besar hanya karena satu kemenangan dalam pertempuran, dan memuji usaha masing-masing. Hal ini terlihat seperti suara terompet kemenangan di akhir sebuah stand-alone RPG ketika aku mengusulkan untuk menemani mereka ke pintu keluar. Itu mungkin dipengaruhi oleh suasana seperti keluarga yang mereka punya antara mereka sendiri. Untuk menjelaskannya lebih lanjut, aku merasa bahwa kenyataannya mereka adalah yang menyelesaikan permainan gila bernama SAO ini.

“Aku juga sedkit khawatir mengenai jumlah obat-obatan penyembuh yang tersisa yang aku punya...... Bila kamu tidak keberatan, mari mengarah ke pintu keluar bersama."

Keita mengangguk sementara tertawa lebar terhadap kebohonganku.

“Terima kasih banyak untuk perhatianmu."

Tidak, ketika aku akhirnya menyadari bahwa itu hanya aku yang merasakan hal itu sebagai sebuah pengalaman yang menyegarkan, sudah enam bulan sejak hilangnya «Black Cats of the Full Moon». Sebagai seseorang yang telah mengadopsi kebijaksanaan sebagai seorang pemain solo untuk mengumpulkan kekuatan, melindungi seseorang yang jauh lebih lemah dariku memberi sebuah perasaan yang mirip dengan menjadi tempat bergantung. Itu hanyalah bagaimana keadaan saat itu.

Sementara berada di area jalan utama setelah meninggalkan labirin, aku telah menyetujui undangan Keita ke sebuah ale house[8], mereka yang membayar. Karena itu, kami melakukan toast[9] untuk merayakan kemenangan ini dengan anggur merah yang akan dianggap mahal oleh mereka. Ketika aku selesai memperkenalkan diriku sendiri, Keita dengan ragu-ragu bertanya mengenai levelku sekarang dengann berbisik setelah suasananya telah tenang.

Aku telah kurang lebih menduga pertanyaan ini akan ditanyakan. Karena itu, aku telah memikirkan tentang sebuah angka palsu yang cocok beberapa waktu yang lalu. Angka yang aku katakan kepada mereka sebenarnya adalah tiga level lebih tinggi dari rata-rata level mereka...... tetapi, sebenarnya dua puluh level lebih rendah dari levelku yang sebenarnya.

“Huh! Kamu dapat bermain solo di tempat ini dengan levelmu yang sekarang?"

Ekspresi wajahku yang masam ketika membalas Keita mengejutkannya.

“Tidak perlu berbicara seperti itu...... bahkan bila bermain solo, tetapi aku pada dasarnya hanya memilih musuh yang terpisah untuk diserang sementara menghindari deteksi yang lainnya. Akan tetapi dalam hal efisiensi, hal ini tidak terlalu tinggi."

“Oh...... Memang, lalu…... Walaupun ini agak mendadak....... Tetapi aku pikir beberapa guild akan mengundangmu untuk menjadi anggotanya dalam waktu sangat dekat...... Bila kamu bersedia, maukah kamu begabung dengan guild kami?"

“Huh......?”

Menghadapiku yang tidak yakin bagaimana untuk membalas, wajah Keita yang telah menjadi merah, menjadi lebih bersemangat sementara dia berbicara

“Begini, berdasarkan level kita sekarang, kita dapat dengan aman berlatih di dalam labirin tempat kita berada sebelumnya. Mengenai keahlian untuk bergerak lebih tinggi...... kamu pasti mengerti mengenai keadaan kami sekarang ini. Satu-satunya orang yang dapat berperan sebagai pemain depan adalah Tetsuo. Tidak peduli bagaimana, tingkat pemulihannya tidak dapat menandingi tingkat berkurangnya. Karena itu, kondisi dalam pertarungan hanya akan menjadi lebih buruk. Bila kami mempunyai rekan lainnya untuk bergabung dengan kami, keadaan akan menjadi lebih baik. Lebih dari itu...... Sachi, datang sebentar ke sini."

Keita menaikkan tangannya dan memanggil dengan keras kepada pengguna tombak berambut hitam itu. Gadis mungil bernama Sachi ini datang sementara memegang segelas anggur merah dan dengan malu-malu mengangguk kepadaku. Keita meletakkan tangannya di kepala Sachi sebelum meneruskan dan berkata:

“Keahlian utama gadis ini seperti yang dapat kamu lihat, adalah menggunakan tombak panjang dua-tangan. Tetapi keahliannya termasuk rendah dibandingkan dengan pengguna tombak panjang lain kami. Karena itu, aku ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengubah dia menjadi pembawa perisai dan pengguna pedang satu-tangan. Hanya saja kami tidak pernah memiliki kesempatan untuk berlatih sebelumnya. Terlebih lagi, kami juga tidak terbiasa dengan pedang satu-tangan. Bila kamu bersedia, maukah kamu menjadi pelatihnya?"



“Apa ini! Memperlakukanku seperti anak kecil!"

Sachi mengangkat pipinya dan sedikit menjulurkan lidahnya keluar sementara tersenyum dan berkata:

“Ini karena aku selalu bertanggung jawab untuk menyerang musuh dari jauh. Bila kamu tiba-tiba memerlukanku untuk bergerak maju dan melawan musuh dalam pertarungan jarak dekat, aku akan menjadi takut."

“Tidak masalah selama kamu berlindung dibalik perisaimu. Berapa kali aku perlu mengulanginya sebelum kamu mengerti...... yang benar saja. Kamu terlalu mudah takut sejak dulu.

Aku hanya mengetahui mengenai garis depan dari SAO yang penuh dengan pembunuhan. Tidak, dalam pendapatku semua pemain berlomba-lomba untuk mendapatkan bahan-bahan di dalam MMORPG. Karena itu, interaksi diantara mereka itu benar-benar menarik dan mengagumkan. Ketika Keita menyadari bahwa aku sedang melihatnya, dia dengan malu-malu tersenyum dan berkata:

“Ah....... Anggota guild kami sebenarnya adalah anggota dari klub komputer dari SMP yang sama di dunia nyata. Sebenarnya, dia tinggal sangat dekat denganku …... Ah, tolong jangan khawatir karena semua orang di sini sangat ramah. Kamu pasti akan dapat akrab dengan yang lainnya dengan cepat."

Semua orang di dalam grup itu, termasuk Keita, adalah orang-orang yang baik. Itu adalah sesuatu yang sudah aku ketahui semenjak aku menghabiskan waktu dalam perjalanan pulang dari labirin itu dengan mereka. Aku merasa sangat bersalah membohongi mereka ketika aku memaksakan sebuah senyum dan mengangguk.

“Lalu...... Tolong perbolehkan aku untuk bergabung dengan kalian semua. Juga, tolong bimbing aku."

Penulis : Rulli Rhamananda ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 2 Bab 4 Rusa Hidung Merah ini dipublish oleh Rulli Rhamananda pada hari Sabtu, 17 November 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 2 Bab 4 Rusa Hidung Merah
 

0 komentar:

Posting Komentar